Kader merupakan
sesuatu yang tidak akan dapat dipisahkan dalam sebuah gerakan, dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kader ialah orang yang diharapakan akan
memegang peran penting dalam pemerintahan dan sebagainya. Kader adalah orang-orang
pilihan dalam suatu gerakan yang menjadi harapan oleh gerakan tersebut untuk
melanjutkan kiprahnya dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh pergerakan
tersebut. Tak heran jika dalam setiap gerakan, kader menjadi tumpuan gerakan
dalam menjalankan setiap aksinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap gerakan
tanpa adanya seorang kader maka gerakan tersebut bisa dikatakan cacat yang tak
akan dapat menjalankan setiap program kegiatannya dan mencapai tujuan yang
diidamkan oleh gerakan tersebut.
Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi Wasallam dalam rekam jejak langkah perjuangnya akan terasa
sulit untuk mencapai keberhasilan tanpa dibantu oleh orang-orang kepercayaan
yang ikhlas berjuang untuk membantu Rasulullah. Tugas yang sangat berat dan
mulia tersebut pastilah membutuhkan orang-orang pilihan yang siap berjuang
untuk kemenangan Islam. Sahabat Rasul, ialah sebutan bagi orang-orang pilihan
tersebut yang ikhlas berjuang tanpa berfikir masalah duniawi tetapi lebih
mengedepankan masalah akhirat dan yang kemudian duniawi pun kelak akan
didapatkan. Sebagai rasul yang diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala di akhir
zaman, tugas Muhammad tidaklah tugas yang sembarangan, hingga kemudian beliau
tercatat sebagai satu dari lima nabi dan rasul yang memperoleh gelar Ulul
Azmi karena kesukaran yang diharapi oleh nabi Muhammad dan ketabahan yang
luar biasa dalam menghadapi ujian-ujian yang dihadapinya dalam menyampaikan
dakwah tauhidnya.
Al-Arqam bin
Abi Al-Arqam Sosok Kader Muda Rasulullah
Sungguh suatu hal yang sangat menakjubkan seseorang yang tidak terkenal
dan tidak sepopuler sahabat-sahabat yang lainya seperti Abu bakar, Umar bin
Khatab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf dan lain
sebagainya, tapi sangat memiliki peran yang sangat luar biasa dan penting di
awal dakwah Rasulullah Saw. Tiada seorang pun yang mengira bahwa beliau adalah
orang yang meyediakan tempat rumahnya sebagai tempat yang digunakan untuk
membina para sahabat mempelajari dan memahami setiap wahyu yang turun, dan dalam
literature sejarah tak banyak namanya disebutkan. Namun jasanya dalam
perkembangan awal dakwah Islam tak bisa dilupakan dan menjadi barometer
pembinaan dakwah.
Sosok Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam inilah yang kita
bicarakan. Dia lahir pada 673 Masehi. Dia seorang pedagang dan pengusaha yang
sangat berpengaruh dari kabilah bani Makhzum dari kota Mekkah. Dalam
sejarah Islam, dia termasuk kalangan yang awal masuk Islam bahkan, orang yang
ketujuh dari As-Sabiqun al-Awwalun. Tempat tinggal beliau berlokasi tak
jauh dari Bukit Safa. Di tempat inilah para pengikut Muhammad diajarkan
berbagai pemahaman tentang agama Islam dan juga pengemblengan aqidah. Hampir
setiap malam satu demi satu para sahabat secara bergantian keluar masuk rumah
tersebut untuk dibina Rasulullah agar mereka menjadi pengemban dakwah.
Sebelumnya rumah al-Arqam ini disebut Dar al-Arqam (rumah Al-Arqam) dan setelah
dia memeluk Islam akhirnya disebut Dar al-Islam (Rumah Islam). Dari rumah inilah
madrasah pertama kali ada. Al-Arqam juga ikut hijrah bersama dengan Rasulullah
Saw ke Madinah. Beliau wafat pada tahun 675 masehi.
Pada awal penyebaran Islam, Rasulullah Saw masih menyebarkan agama
secara sembunyi-sembunyi. Muhammad mulai merasa perlu mencari sebuah tempat
bagi para pemeluk Islam dapat berkumpul bersama. Di tempat itu akan diajarkan
kepada mereka tentang prinsip-prinsip Islam, membacakan ayat-ayat Al-Qur’an,
menerangkan makna dan kandungannya, menjelaskan hukum-hukumnya dan mengajak mereka
untuk melaksanakan dan mempraktikkannya. Pada akhirnya Rasulullah Saw
memilih sebuah rumah di bukit Shafa milik Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam.
Semua kegiatan itu dilakukan secara rahasia tanpa sepengetahuan siapa pun dari
kalangan orang-orang kafir.
Rumah milik Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam ini merupakan
Madrasah pertama sepanjang sejarah Islam, tempat ilmu pengetahuan dan amal
saleh diajarkan secara terpadu oleh sang guru pertama, yaitu Muhammad
Rasulallah Saw. Beliau sendiri yang mengajar dan mengawasi proses pendidikan di
sana. .
Mengapa Harus
Rumah Al Arqam?
Rumahnya tersebut berada di pinggiran kota Mekkah, di Bukit Safa. Dan
dapat kita bayangkan hiruk pikuknya kota Mekkah yang merupakan kota suci tujuan
sentral peziarah agama samawi, sekaligus sebagai salah satu kota transit
perdagangan kafilah-kafilah, tentunya kecil kemungkinan orang-orang akan
memperhatikan siapa dan apa yang dilakukan orang lain.
Dengan fakta seperti ini, maka dengan menggunakan kediaman Arqam bin
Abi Arqam tentunya akan sangat menguntungkan dalam menyebarkan dakwah awal
secara sembunyi-sembunyi. Pergerakan yang dilakukan di rumahnya tidak akan
mudah dicurigai oleh masyarakat, karena orang-orang tentunya tidak menyangka
adanya keterkaitan Rasulullah dengan sahabat yang satu ini.
Justru disinilah letak kemisteriusan beliau dan sekaligus kelebihan
yang dimilikinya, ketidak ternenalnya beliau memungkinkan orang orang Mekah
tidak ambil pusing dan peduli dengan keadaan di rumah beliau, terlebih rumahnya
yang jauh dari kota terletak dipinggiran. Dan inilah kemudian menjadi pilihan
Rasul untuk memilih tempat tersebut sebagai pusat dakwah awal Islam sungguh
suatu strategi dakwah yang brilian.
Mungkin ini merupakan sebuah ibrah yang dapat kita ambil dari
sahabat Rasulullah yang satu ini. Ia merupakan salah satu orang penting dalam
proses pergerakan dakwah, namun ia tidak memerlukan sebuah ketenaran. Perannya
penting, namun tidak mengharapkan pujian. Seorang penyokong utama sebuah
keberhasilan dakwah, namun riwayat hidupnya tidak tersampaikan oleh sejarah.
Sungguh sebuah kerja besar yang ikhlas.
Semoga bisa lahir di kalangan kita mujahid mujahid dakwah yang tak
memerlukan ketenaran dan popularitas tapi terus bekerja di jalan dakwah yang
tak juga memerlukan pujian tapi istiqomah dalam berjuang sebagaimana ungkapan
mengatakan “Fursanan fiinahaar wa ruhbanan fillaili” ketika siang hari berjuang
bagaikan singa yang siap menerkam musuhnya tanpa lelah, dan malam bagaikan
rahib yang beribadah tanpa putus putus kepada sang Ilahi.”[1]
Sahabat Rasul yang bernama Arqam inilah yang dapat
dijadikan panutan kader yang cukup berperan besar dalam pergerakan dakwah
Rasul. Melalui Arqam inilah seperti yang disebutkan dalam artikel diatas
melalui usahanya munculah tempat yang menjadi pusat perkaderan pertama
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallah, dari rumahnya tersebut banyak terlahir
sahabat-sahabat nabi yang lebih mantab dalam berIslam yang akhirnya semakin
memperkuat kekuatan Islam pada masa itu. Sahabat-sahabat yang telah benimba
ilmu di rumah arqam inilah kemudian dapat disebut sebagai kader-kader
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dalam berjuang menegakkan Islam di muka
bumi Allah ini.
[1] http://www.suara-islam.com/read/index/7061/Al-Arqam-bin-Abi-al-Arqam---Sosok-Misterius-dalam-Perjalanan-Dakwah-Rasululullah-Saw

COMMENTS