Banyak dari kalangan mahasiswa baru yang dalam
dirinya belum sepenuhnya memahami hakikat orang-orang yang telah menyandang title sebagai
seorang mahasiswa. Banyak mahasiswa baru yang terombang ambing dalam gelombang
kebebasan waktu diawal-awal saat setiap hari atau aktivitas rutin hariannya
ternyata berbeda dengan dirinya yang dahulu saat berstatus sebagai pelajar
sekolah. Disaat sekolah mereka diharuskan mempersiapkan dirinya untuk hadir
tepat waktu di sekolahnya pukul tujuh pagi disetiap harinya, hari ini mereka
harus menyesuaikan aktivitas pembelajaran sesuai agenda yang terjadwal oleh
pihak kampus dan berpeluang besar memulainya pada waktu siang bahkan sore hari.
Agenda kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya berjalan padat dalam setiap
harinya harus menyesuakan diri dengan agenda kegiatan belajar mengajar yang
cenderung tak padat. Sehingga kemudian timbul sebuah pertanyaan penting dimana
pertanyaan tersebut menjadi sebuah peluang pandangan arah masa depan seorang
mahasiswa. Dan jawabanya dapat berpeluang besar mengarahkan si mahasiswa
mendapat sebuah kesuksesan atau kehancuran dimasa selanjutnya. Pertanyaan
tersebut ialah “anda jadikan apa waktu luangmu ?”.
Dalam literatur Islam
kita akan temui salah satu hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam cukup
masyhur yang berbunyi : “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
Waktu mudamu sebelum waktu waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu
sakitmu, masa kayamu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang
masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidup sebelum
datang matimu” (HR. Al-Hakim). Selanjutnya dapat kita temuI kembali hadits
yang berbunyi : “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu
nikmat sehat dan waktu senggang” (HR. Bukhari). Dari dua literatur
ini kita dapati bahwa ternyata dalam Islam ternyata hal-hal yang terlihat
sepele seperti ini tetap terbahas. Walau terlihat sepele tetapi hal-hal semacam
ini yang dalam Islam sempat disinggung pasti memiliki hikmah manfaat kebaikan
dunia-akhirat untuk manusia.
Jika kita perhatiakan
satu persatu dua literatur tersebut, kita ketahui bahwa ini berkaitan dengan
permasalahan waktu manusia di dunia ini. Menyinggung mengenai apa yang akan
dipergunakan waktu hidup didunia. Memiliki manfaatkah atau tak memiliki faedah
sedikit pun. Kemudian lebih mendalam lagi, memiliki manfaat dunia-akhiratkah
atau sekedar manfaat dunia. Bagi seorang muslim pastilah elemen akhirat
haruslah selalu diperhatikan dalam setiap aktivitas kehidupannya. Karena dalam
Islam telah dituntunkan dalam bahwa kehidupan tidaklah selesai dalam dunia saja
tetapi kehidupan dunia menjadi tolak ukur kesuksesan kehidupan setalah mati
(akhirat). Inilah selanjutnya mengharuskan setiap insan kaum muslim haruslah
cerdas dalam memilih aktivitas mana saja yang didalamnya mencakup dua manfaat
baik dunia maupun akhirat.
Berjuang dalam sebuah
gerakan Islam menjadi salah satu opsi terbaik yang didalamnya terdapat manfaat
akhirat selain tentu saja dunia. Sebuah gerakan Islam dapat menjadi wasilah
bebaikan di akhirat jika dapat memanfaatkan dengan sebaik mungkin. Perintah
dalam Al-Qur’an yang menjadikan sebuah gerakan Islam penting untuk kita
perhatikan dapat kita temui dalam Qur’an Surah Al-Imran ayat 104. Ayat-ayat
tersebut oleh para ulama pergerakan Islam dijadikan dalil pembentukan sebuah
gerakan Islam seperti contohnya dalam gerakan Muhammadiyah yang disebutkan
dalam AD/ART-nya.
Hidup yang telah
dijelaskan bahwa akan bertemu mati sangat naif jika tidak dimanfaatkan dengan
baik. Mengikuti aktivitas-aktivitas yang memiliki dua manfaat yakni dunia dan
akhirat penting untuk menjadi pilihan. Secara khusus kembali kepada mahasiswa,
mahasiswa yang dalam statusnya berbeda dengan pelajar di sekolah dituntut untuk
se-kreatif dan se-mandiri mungkin memanfaatkan waktu-waktunya selama berstatus
sebagai seorang mahasiswa. Waktu yang tergolong sangat minim dalam kegiatan
belajar mengajar didalam kelas menjadikan waktu diluar kelas atau perkuliahan
sangat banyak. Dari sini kemudian banyak mahasiswa yang salah memilih aktivitas
lain diluar aktivitas perkuliahan, tak terkecuali bagi mahasiswa muslim. Mahasiswa
muslim haruslah cerdas dalam memilih aktivitas diluar kuliah. Pilihan untuk bergabung
dalam gerakan mahasiswa yang memiliki manfaat dunia dan akhirat sangat penting
untuk dijadikan pengisi aktivitas luar perkuliahan.
Ada hal yang penting
untuk dimengerti bagi mahasiswa muslim khususnya. Pernyataan dari mahasiswa
yang menyebutkan “aku berkuliah hanya untuk belajar dan tidak untuk yang lain”
atau “aku diamanahkan oleh orang tuaku untuk berkuliah tidak untuk yang lain”. Pernyataan-pernyataan
ini sesungguhnya tidak salah. Tetapi apakah salah jika untuk aktivitas yang
telah diniatkan baik dari diri sendiri dan atau orang tua ini diiringi dengan
kebaikan lain yang kemudian kebaikan tersebut dapat menjaga niat utama dari
godaan-godaan yang menimpa dalam perjalanannya. Inilah yang dinamakan penguat
niat utama. Jika sebuah niat yang baik diiringi dengan kebaikan yang lain sesungguhnya
dapat menambah kekuatan dalam menjalankan amanat tujuan. Seperti halnya jika
kita akan menuju ke sebuah tempat yang cukup jauh dan dalam perjalannya kita
dipilihkan pada dua pilihan. Pilihan pertama kita hanya berjalan sendiri,
pilihan kedua kita berjalan bersama dengan kawan satu tujuan. Maka dapat kita
lihat pilihan berjalan bersama kawan yang satu tujuan akan menguatkan kita
dalam menempuh jalan. Jika ada sesuat halangan dijalan, seorang kawan akan
membantu menghilangkan halangan. Jika kita terjatuh, seorang kawan akan
membantu membangkitkan tubuh kita. Dan jika kita salah jalan, seorang kawan
akan mengingatkan dimana jalan yang benar.
Karenanya mari arahkan jalan kita, dijalan manakah
yang seharusnya seorang mahasiswa pilih. Ada satu pelajaran penting dari pendiri
sebuah gerakan Islam di Indonesia, Kyai Haji Ahmad Dahlan pernah menyampaikan
“Kita manusia ini, hidup di dunia hanya sekali, untuk bertaruh. Sesudah mati
akan mendapat kebahagiaankah atau kesengsaraankah?...”. Dari sini kita dapatkan
betapa pentingnya arti kehidupan di dunia ini, dimana kehidupan didunia menjadi
pertaruhan apakah kebahagiankan yang akan kita dapat setelah mati atau
sebaliknya. Ladang amal kebaikan sesungguhnya sangat luas, seorang akademisi
yang baik sudah semestinya menyadari peluang yang luas tersebut. Sekarang sudah
mahasiswa, saatnya pembuktian. Fastabiqulkhairat !.

COMMENTS