Pertanyaan diatas pernah ditanyakan oleh salah seorang jamaah dalam sebuah majelis ilmu yang diisi oleh da’i kondang Muhammadiyah yakni Ustadz Adi Hidayah Hafidzullah beberapa waktu yang lalu di Bandung.
Melihat pertanyaan seperti ini memunculkan spekulasi bahwa masih ada dari sebagian kaum muslimin meragukan akan sebuah pergerakan atau harokah Islamiyah bisa hidup di lingkungan kaum Muslimin. Kesalahpahaman mengenai makna harokah dengan hizbiyyah yang telah diajarkan suatu golongan tertentu ini seolah-olah mencoba menggerogoti tubuh umat Islam itu sendiri. Pergerakan Islam atau harokah yang hidup di tubuh umat Islam merupakan suatu keniscayaan. Sebagaiaman yang disebutkan dalam surah Ali-Imran ayat 104 yang dijelaskan oleh Ustadz Adi Hidayat “Qur’an meminta kita bikin kelompok”.
Waltakun minkum ummatun yad’uuna ilaa lkhayri waya’muruuna bilma’ruufi wayanhauna ‘anilmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Dan dari sinilah kemudian Kyai Haji Ahmad Dahlan terinspirasi mendirikan gerakan Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar yakni Persyarikatan Muhammadiyah. Dari ayat ini juga muncul organisasi-organisasi Islam yang lain yang tak lain tujuannya untuk bersatu mengajak umat bersama-sama kedalam jalan kebaikan. Karena jika tidak menyatu bersinergi sangat sulit untuk mengajak orang kedalam kebaikan, Capek.
 Dengan adanya kelompok-kelompok inilah kemudian diharapkan untuk saling bersinergi berjuang bersama untuk kebaikan umat. Contoh sederhananya seperti ini : Harokah A berkonsentrasi dalam bidang pendidikan, Harokah B berkonsentrasi dalam bidang Kesehatan, Harokah C berkonsentrasi dalam bidang Hukum dan lainnya bersatu saling membantu satu sama lainnya, saling melengkapi satu sama lainnya. Jika A tidak memiliki sesuatu dari B dan C maka B dan membantu A begitupun sebaliknya. Jika C tersakiti makan tugas A dan B membantu. Tanpa saling bantu dan melakukan hal-hal kebaikan dengan sendiri, tanpa saling bantu membantu sesuai kemampuan atau konsentrasi keahlian sangat sulit untuk mencapai tujuan mulia itu.
 Inilah yang diharapakan hidupkan gerakan Islam di tubuh kaum muslimin. Saling bantu membantu, tolong menolong dalam kebaikan yang diharapkan sebagai wasilah untuk mencapai keridhoan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Menjadikan organisasi atau harokahnya bukanlah sebagai tujuan, melainkan hanya sebagai wasilah mencapai kebaikan Islam dan Kaum Muslimin.
 Berjuang didalam suatu harokah bukan malah membuat kita saling berpecah, saling mencela, saling memaki. Bukan pula jika didalam suatu harokah kita merasa inilah gerakan yang paling benar atau sikap Hisbiyyah (fanatik buta) hingga merasa paling di ridhoi Allah Ta’ala dan menganggap yang lain sesat kecuali mereka. Maka hal-hal yang seperti inilah yang berbahaya bagi kaum Muslimin. Tugas kita adalah berjuang berikhtiar untuk kebaikan dengan berdasarkan qur’an dan sunnah yang telah dituntukan oleh baginda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam mengenai hasilnya maka kesemuanya kita serahkan kepada Allah Ta’ala, Tsiqqah Billah bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya yang dicintai dan mencintai-Nya.

Puncak Ukhuwah Islamiyah
Persatuan umat adalah penting untuk ditegakkan, melalui harokah-harokah yang terspesifikasi kekhasan gerakannya menjadikan kemudahan umat untuk memilih dimanakah ia akan mencurahkan perjuangnya untuk agamanya. Setiap harokah haruslah memposisikan diri sebagai wasilah atau kendaraan umat dan lebih mengutamakan halhal yang prinsip. Maka sangat penting setiap harokah Islamiyah mendeklarasikan diri bahwa “Ikatan Aqidah lebih utama daripada Ikatan Harokah”.
Dengan inilah Ukhuwah Islamiyah akan terwujud, bertumbuh rasa cinta kasih sayang antar umat, hilangnya permusuhan dan pertengkaran, saling menghargai dan menghormati. Hingga akhirnya kebangkitan Islam akan tegak dibumi Indonesia tercinta ini.
Wallahu a’lam.