KITA MANUSIA INI, HIDUP DIDUNIA HANYA SEKALI, UNTUK BERTARUH : SESUDAH MATI, AKAN MENDAPATKAN KEBAHAGIAANKAH ATAU KESENGSARAANKAH ? (KH. AHMAD DAHLAN)



Dalam penanggalan syamsiah Muhammadiyah telah memasuki usia pendirian 106 tahun terhitung sejak 18 November 1912. Dengan usia yang tidak dapat dianggap muda ini Muhammadiyah telah banyak merasakan pahit manisnya berkehidupan didunia. Muhammadiyah telah berdiri ketika Indonesia sebagai negara belum resmi lahir sehingga banyak dari para putera Muhammadiyah yang ikut andil dalam pendirian negara Indonesia.
Gerakan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar sebagai tema gerakan Muhammadiyah menjadikan gerakan tersebut memiliki amanah yang besar dalam membangun umat khususnya sehingga dapat terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri gerakan ini bagi penulis tidak hanya sebagai pendiri gerakan ini tetapi sebagai panutan dalam beramal sholeh di dunia.
Dari KH. Ahmad Dahlan kita dikenalkan dengan istilah Muhammadiyah sebagai manisfestasi gerakan para pengikut Rasulullah Muhammad di zaman modern. Melalui gerakan Muhammadiyah banyak kaum muslim di berbagai penjuru tanah air yang mengeluarkan harta bahkan jiwanya demi kemuliaan Islam khususnya dan masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya amal usaha dalam bentuk pendidikan hingga kesehatan yang didirikan oleh perseorangan atau bersama-sama dengan mengatas namakan Muhammadiyah.
Dalam Islam bahkan agama syariat-syariat nabi terdahulu sesungguhnya memiliki konsep utama yakni beriman kepada Allah, beriman pada hari akhir, dan beramal sholeh seperti yang disebutkan dalam Al-Baqarah ayat 62. Dari ayat tersebut telah nyata disebutlan bahwa seorang muslim sejati tidak akan meninggalkan amal sholeh didunia sebagai konsep dasar keberserahan diri kepada Allah. Bagi mereka yang meninggalkan poin terakhir diatas maka sesungguhnya bukti keberserahan dirinya kepada-Nya masih belum sempurna.
Istilah yang tepat untuk Muhammadiyah bagi penulis ialah sebuah kendaraan yang darinya dapat kita jumpai peluang untuk beramal sholeh.
Dari makna tersebut penulis singkat menjadi “Kendaraan Amal Sholeh”. Dalam konsep penulis, kendaran dalam makna yang dinisbahkan kepadanya (Muhammadiyah) ialah sebagai perantara yang dapat membawa penggunanya menuju kebahagiaan akhirat dan sempurnanya keberserahan dirinya kepada Allah Subhanahi Wa Ta’ala. Maka menjadi bagian dari Muhammadiyah selain menciptakan peluang kebahagiaan dunia baik untuk diri sendiri dan orang lain juga kebahagiaan akhirat.
Dalam milad ke-106 Muhammadiyah dengan bangga memperkenalkan tema “Ta’awun Untuk Negeri”. Pengambilan tema dengan diksi ta’awun oleh Muhammadiyah merupakan wujud implementasi amal sholeh di dunia. Ta’awun yang secara substansi mengandung makna gotong-royong, solidaritas, kebersamaan, hingga kerukunan cukup membuktikan Muhammadiyah dalam gerakannya tidak melupakan amal sholeh di dunia. Berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan oleh Muhammadiyah kepada negeri sudah tidak dapat terhitung jumlahnya.
Kontribusi nyata Muhammadiyah kepada bangsa pada beberapa waktu yang lalu dijawab dengan penghargaan dari negara yang diberikan kepada MDMC sebagai wakil Muhammadiyah dalam upaya penanganan kebencanaan dan kemanusiaan.
Maka bagi penulis memilih Muhammadiyah sebagai kendaraan amal sholeh setidaknya telah cukup membantu kita dalam menyempurnakan kewajiban keberserahan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Seperti yang disampaikan oleh KH. Ahmad Dahlan yang telah ditulis dalam pembukaan diatas, kebahagiaan kita sebagai manusia di akhirat sangat bergantung dengan amalan kita selama di dunia. Ketika amal sholeh selama di dunia cukup dengan tetap mamatuhi segala tuntunan-Nya dan disertai ridho oleh-Nya maka kebahagian yang didapatkan pasca hidup didunia bisa dipastikan terbuka lebar.
Muhammadiyah Era-Milenial
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam yang hidup melintasi zaman dituntut mampu menghadapai tantangan disetiap zamannya. Era Milenial sekaligus Era Revolusi Industri 4.0 yang didalamnya banyak aktivitas kemanusiaan secara umum yang bergantung dengan dunia teknologi informasi menjadikan sebuah tantangan baru bagi Muhammadiyah. Menjadi bagian dari Muhammadiyah di zaman ini dituntut untuk siap menerima berbagai fitnah atau cobaan yang sering kali mengecoh usaha kebaikan.
Berita hoax atau bohong menjadi salah satu fitnah cukup membuat kita patut berhati-hati. Paham-paham yang berbahaya atau merusak bahkan bersifat crime extraordinary sering dijumpai dalam layar gadget atau smartphone kita. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi segala hal sangat mudah untuk diakses sehingga penyaringan informasi sebagai usaha preventif penting diperhatikan.
Menjadi bagian dari Muhammadiyah di era Milenial dituntut mampu menghadapi berbagai macam fitnah yang menghadang. Usaha amal sholeh yang dilakukan Muhammadiyah dengan terbitnya panduan bermedia sosial sudah seharusnya segera diamalkan dan disebarkan tidak hanya pada warga Muhammadiyah saja. Setelah sebelumnya Muhammadiyah berprestasi dalam bidang kebencanaan dan kemanusiaan sekarang saatnya Muhammadiyah ditantang untuk berprestasi dibidang teknologi informasi era milenial. Karena prestasi menjadi salah satu bukti keberhasilan sebuah amal.
Akhlak atau perilaku baik dalam beraktivitas pada hal-hal yang bersifat milenialis oleh warga Muhammadiyah patut diwujudkan. Sehingga dalam hal berakhlak di era ini Muhammadiyah dapat menjadi taladan bagi masyarakat pada umumnya. Kemudian wujud amal sholeh Muhammadiyah kembali terimplementasikan.
Kendaraan amal sholeh yang oleh penulis nisbahkan kepada Muhammadiyah menjadi nyata tidak hanya kata. Dengan konsep “tidak banyak bicara tetapi banyak berkerja”, kendaraan amal sholeh Muhammadiyah akan melaju membawa pengendaranya siap menghadap kepada Rabb-Nya dengan suka cita diakhirat sana.
Sumber :